Sejauh yang saya temukan dilapangan kira-kira 2 tahun kebelakang, saya merasa prihatin dengan potret pendidikan yang ada dicisewu. Mohon maaf disini saya tidak men-generalisir, tetapi kebanyakan instansi pendidikan yang berjalan diwilayah cisewu masih butuh perbaikan dalam hal manajemen. Tak banyak yang benar-benar menerapkan manajemen sekolah yang baik dan benar. Dari mulai administrasi guru sampai pada bentuk “fee” jasa guru.
Salah-satu contoh kasus yang bisa dibilang mendarah daging yakni dalam hal nepotism. Kalau di Cina terkenal dengan rasisnya, kalau di cisewu istilah “duduluran” sangat kental dan menjadi senjata yang sangat ampuh untuk bisa masuk (misal sebagai guru) pada instansi pendidikan.
Mirisnya, ketika seseorang mempunyai skill dan kompeten dalam bidang mengajar tetapi tidak mempunyai “saudara” yang terlebih dahulu bekerja disana, ya harus kehilangan harapan untuk bisa masuk instansi tersebut. berbeda dengan seseorang yang memiliki sodara disana, baru masuk kuliah semester 1 saja sudah dipersilahkan mengajar. sungguh ajaib, hihiy
Persoalan lain yang banyak dijumpai yakni masalah gajian. Faktanya banyak sekali guru-guru di cisewu yang benar-benar mengamalkan “ikhlas beramal”. Salahsatu penyebabnya yakni ada yang karena manajemennya tidak transfaran, atau ada juga yang memang karena dana operasional tak kunjung cair. Dan yang paling mengakar, masalah terdapat pada para pendidik. Kebanyakan para pendidik apalagi yang sudah tidak muda lagi masih asik menerapkan metode ceramah dalam peroses kegiatan pembelajaran dikelas.
Hal praktis yang dapat meminimalisir masalah akut yang terjadi diranah pendidikan cisewu, salahsatunya yakni dengan adanya peraturan yang ketat dan adanya standar penerimaan pendidik. kriteria dengan kompetensi tinggi dalam penguasaan materi pembelajaran harus diperhatikan untuk mengikis seseorang mengerjakan sesuatu yang bukan ahlinya.
Itulah potret pendidikan yang saya jumpai diwilayah cisewu yang tentu harus menjadi bahan evaluasi bagi kita para orang cisewu dalam mencerdaskan anak bangsa. Yang harus kita perhatikan adalah bahwa pendidikan bukan hanya menjadi tanggung jawab instansi atau lembaga pendidikan, tetapi pencapaian pendidikan yang kompeten menjadi tanggung jawab kita bersama. Mengingat bahwa pendidikan adalah titik tolak kepribadian dan karakter seseorang, maka hal ini menjadi sangat penting untuk benar-benar diperbaiki dari mulai sistem sampai pengelolannya hingga dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Kontributor / Penulis:
![]() |
Lina Herlina | (Alumni MAN Cisewu, Bachelor Degree in Education Studies STAI SABILI dan Master Degree in Religious Studies UIN Bandung) |
*Note: Kolom opini adalah sumber dari pembaca. Pihak redaksi tidak bertanggung jawab atas seluruh konten yang ada didalamnya..
URL:
Cisewu.com adalah media kolaboratif warga cisewu yang menyajikan beragam informasi yang bersumber dari beragam sumber yang kami olah dengan terlebih dahulu. jika mau berkontribusi, silahkan hubungi kontak kami.
Opini: 'Perlunya Revitalisasi Manajemen Pendidikan di Cisewu'
4/
5
Oleh
Vicka Hafsary