[Mistis Cisewu] Bunyi Lesung Siluman Penanda Kematian

Windy Auliani | FollowIG
0


Cisewu - Lesung atau lisung adalah alat tradisional yang berfungsi untuk memisahkan kulit padi dan beras. Alat ini dahulu digunakan masyarakat Sunda ketika belum ada mesin penggilingan padi.

Lesung dibuat dari kayu gelondongan dan dibentuk menjadi seperti perahu. Bagian cekungan digunakan untuk menampung padi yang akan ditumbuk menggunakan semacam tongkat kayu yang biasa disebut alu. Dengan tumbukan secara mekanik, kulit padi akan terkelupas menjadi beras.

Zaman dahulu, kegiatan menumbuk padi dilakukan oleh beberapa orang secara bersama-sama. Benturan kayu melalui alu dan lesung menghasilkan alunan musik ritmis yang khas. Alunan musik itu bisa bergema sampai ke desa-desa sekitar Cisewu.

“Kini lesung dan alu menjadi barang antik. Orang sudah tidak lagi menggunakannya karena sudah ada penggilingan padi,” kata Mardiana (53) kepada NNC, Sabtu (8/9/2018) di rumahnya yang terletak di Desa Cisewu, Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

“Maka, kalau di zaman sekarang terdengar alunan musik lesung dan alu, sebenarnya pantas dicurigai,” sambung Mardiana. Ibu paruh baya dan telah beranak tiga itu mempunyai kenangan tersendiri terhadap alunan musik itu.

“Dulu, saat saya kecil, masih ada yang menumbuk padi dengan alu dan lesung,” katanya.

Ia sangat mengenal alunan musik itu. Namun, buru-buru ia memotong ceritanya dengan hal yang cukup mengejutkan penulis, “Tapi, jangan dikira semua alunan musik lesung itu semua benar-benar hasil dari kegiatan menumbuk padi. Ada jenis alunan musik lain yang sebenarnya siluman,” ungkapnya.

Maksud Mardiana sempat sulit dicerna penulis. Namun, ia kemudian memperjelas, “Jadi, ada alunan musik lesung yang sebenarnya jadi-jadian atau alunan musik yang dimainkan oleh roh halus. Roh halus itu sedang menggoda dan mencari mangsa untuk menjadi temannya di alam baka.”

Menurut Mardiana, dulu setiap kali ada siluman alunan musik lesung, pasti tak lama kemudian akan ada warga yang meninggal. “Musik siluman itu kadang terdengar menjelang maghrib. Tak jarang juga terdengar setelah salat subuh,” ujarnya.

Kata Mardiana, “Ciri dari alunan musik lesung buatan siluman ‘pencabut nyawa’ itu, gemanya mendayu-dayu dan sampai di telinga seperti bergelombang, volumennya seolah mengeras dan mengecil. Suaranya bisa didengar semua orang di satu desa dengan jelas.”

Musik itu konon dimainkan para siluman atau roh halus untuk mengiringi arwah orang yang akan meninggal. Maka bisa dikatakan, siluman musik lesung di Cisewu adalah roh halus yang bertugas mengantar seseorang menghadap pada Tuhan Yang Maha Esa.

Rupanya, hantu musik lesung yang dikisahkan Mardiana ada asal-usulnya. Mardiana mampu menjelaskannya karena memang ada kisah dan sejarahnya yang nyata dan pernah terjadi.

“Hantu alunan musik lesung terjadi sejak ada peristiwa tewasnya dua orang pembuat lesung pada 1932,” kata Mardiana yang mengaku hobi membaca-baca buku sejarah dan pernah duduk di bangku sekolah hingga SMA di Bandung, Jawa Barat.

“Persitiwa itu sebenarnya dicatat juga dalam Koran de Tijd: godsdienstig-staatkundig dagblad yang terbit tanggal 24 Mei 1932. Saya pernah membacanya di sebuah buku,” kata Mardiana yang sayangnya mengaku lupa dengan judul buku itu.

Ia menambahkan, “Isi beritanya cukup detail yang menjelaskan kisah Veldpolitie, atau polisi lapangan di era Kolonial Belanda di daerah Garut, berhasil membongkar kasus tewasnya dua orang pembuat lesung, yang terjadi di sekitar hutan dekat perkebunan teh dan kina di Pasirmalang.”

Perkebunan teh yang dimaksud Mardiana, kini terletak di perbatasan Kabupaten Garut dan Bandung, tepatnya di Desa Warnasari, Kecamatan Pangalengan, Bandung. Penulis sempat melacak alamat lokasi yang diberikan Mardiana.

Memang benar seperti dituturkan Mardiana, pada mulanya Veldpolitie curiga atas laporan dua warga kepada Kepala Desa Cisewu yang menyebutkan bahwa dua orang lelaki yang tewas itu disebabkan karena terjatuh di Sungai Tjilaki. Saat dilaporkan, kedua mayat itu telah dikuburkan.

Dua orang warga yang melapor itu akhirnya diperiksa polisi Belanda. Mayat dua temannya juga digali dan dilakukan otopsi di Rumah Sakit Juliana, Bandung. Akhirnya, semua fakta terbongkar.

Ternyata, dua teman pelapor yang berprofesi sebagai pembuat lesung, tewas bukan karena jatuh di kali. Kedua orang itu tewas karena tertimpa pohon yang akan dicuri dari hutan.

Saat mencuri pohon di hutan, mereka berempat menebang dengan cara yang salah. Arah robohnya tidak sesuai yang direncanakan, tetapi berbalik ke arah lain dan menjatuhi dua orang di antara mereka. Dua warga yang selamat berusaha membuat cerita palsu untuk menutupi aksi pencurian kayu.

“Sebenarnya, bagi saya, isi berita zaman Belanda itu juga menyiratkan arti ketidakadilan. Mengapa? Kalau orang Belanda membabat hutan untuk membuka perkebunan teh dan kina, dianggap sah-sah saja. Tapi kalau orang bumiputra mengambil pohon di negerinya, malah dikatakan pencuri,” kata Mardiana yang menandakan ia adalah sosok perempuan yang cukup cerdas.

Ia melanjutkan, “Yah, begitulah, Mas. Sejak kematian dua orang pembuat lesung, warga di desa ini sering mendengar suara musik lesung, padahal tak ada warga yang menumbuk padi. Dan setiap bunyi alunan musik itu terdengar, esok harinya ada warga yang meninggal.”

“Mungkin, dengan cara itulah arwah dua orang pembuat lesung itu ingin agar ia tidak dilupakan. Mereka adalah orang bumiputra pembuat lesung yang miskin dan tewas mengenaskan tetapi dicap sebagai pencuri,” sambung Mardiana sambil membandingkan nasib pejabat yang korupsi tetapi tetap mujur setelah bebas dari penjara.

Saat penulis menanyakan apakah siluman alunan musik itu masih sering terdengar hingga kini, Mardiana menjawab, “Sejak era modern dan banyak berdiri perumahan, keramaian, saya sudah lama tak mendengar alunan musik siluman itu. Saya sebenarnya kangen suaranya,” pungkasnya.

Penulis : Taat Ujianto
Editor : Y.C Kurniantoro

SUMBER

Rekomendasi Untuk Anda × +
URL:
Cisewu.com adalah media kolaboratif warga cisewu yang menyajikan beragam informasi yang bersumber dari beragam sumber yang kami olah dengan terlebih dahulu. jika mau berkontribusi, silahkan hubungi kontak kami.

Artikel Terkait

[Mistis Cisewu] Bunyi Lesung Siluman Penanda Kematian
4/ 5
Oleh
Buka Komentar