Awal Mula Lahirnya Seni 'Gegel Jubleg' Cisewu

Vicka Hafsary | FollowIG
0



Cisewu - Cisewu memiliki tradisi seni yang cukup unik, menarik dan bahkan populer. Bahkan tradisi ini 'mendunia' karena tak ditemukan di daerah-daerah lain di indonesia ataupun di dunia. Tradisi yang dimaksud adalah seni atraksi 'Gegel Jubleg' yang saat ini kembali ramai karena masih dilestarikan.

Seni Gegel Jubleg merupakan atraksi multiseni yang menonjolkan kepiawaian pemain menjadikan alat penumpuk padi tunggal, lesung atau jubleg yang terbuat dari bahan kayu sebagai topeng, dan topi. Jubleg itu digigit dalam waktu cukup lama disertai pamirig atau musik pengiring. Ditambahi seni Reog, angklung, serta kendang pencak untuk menyemarakkannya.

Menggigit jubleg dan memainkannya cukup lama, tak bisa dilakukan sembarang orang, melainkan mesti yang sudah terlatih dan memiliki keahlian teknis. Sehingga tak jarang, pementasan seni Gegel Jubleg bercampur dengan atraksi seni Gesrek atau Debus.

Sayangnya, atraksi seni ini mulai jarang tampil dalam pementasan hiburan. Sehingga tak heran ketika seni yang dicoba dilestarikan kelompok seni “Giri Mekar Sewu” itu ditampilkan pada Helaran Gebyar Budaya Garut lalu cukup mengagetkan dan mengundang antusias penonton. Tak banyak orang mengetahui adanya kesenian tersebut.

“Untuk memainkan Gegel Jubleg ini memang perlu keahlian khusus. Tidak gampang mengangkat beban jubleg yang beratnya sampai 25 kilogram. Apalagi digoyang-goyang sambil berjalan-jalan,” kata penggerak seni tradisi karuhun Kecamatan Cisewu, Gun Gun Nugraha, belum lama ini.

Awal Mula Lahirnya Seni 'Gegel Jubleg'
Dia menuturkan, seni Gegel Jubleg terlahir secara tak sengaja. Kesenian ini tak terlepas dari pengalaman hidup seniman perintis kelompok seni Giri Mekar Sewu, yakni Abah Ukri pada masa sebelum kemerdekaan.

Pada suatu waktu, Bah Ukri pergi ke hutan hendak mengambil kayu bakar yang disimpannya sementara di sana beberapa hari sebelumnya. Tiba di sana, dia kaget melihat seekor babi berukuran besar melintasi jalan setapak, lalu masuk hutan sambil mengangkat dan membawa-bawa sebatang kayu berukuran cukup besar dengan cara digigitnya.

Peristiwa tersebut menginspirasi Bah Ukri mencoba menciptakan jenis seni tradisi baru yang atraktif dan fenomenal. Melalui berbagai percobaan, terciptalah jenis kesenian tradisional baru yang kini disebut seni Gegel Jubleg.

Gun Gun menyebutkan, terdapat pula cerita lain bila lahirnya seni Gegel Jubleg tak terlepas dari upaya masyarakat Cisewu untuk menakut-nakuti penjajah.

“Jubleg saja yang begitu berat dan keras sanggup diangkat dengan digigit, apalagi kalau yang digigitnya manusia. Penjajah kan jadi takut,” kata Gun Gun.

Menurutnya, Bah Ukri menciptakan seni Gegel Jubleg dalam upayanya menggali potensi kesenian di kalangan pemuda ketika masa penjajahan. Ketika itu Bah Ukri sempat membentuk sebuah kelompok seni tradisi Sunda Panca Warna. Gabungan multikesenian meliputi seni rengkong, reog, angklung, calung, debus, dan kuda lumping.

Sayangnya, perkembangan seni Gegel Jubleg timbul tenggelam. Pernah menapaki masa kejayaan pada 1990-an, namun kemudian lenyap bersamaan dengan sejumlah jenis seni tradisi Sunda lainnya.
Baru pada 2011-an, seni Gegel Jubleg kembali tampil mewarnai jagat kesenian tradisional di Garut. Kendati kesempatan pementasannya masih sangat terbatas dalam event-event tertentu.

Sumber: inilahkoran
----------------------------
Ritual Khusus Sebelum Pertunjukan / Atraksi
Hal senada juga diungkapkan oleh sejarawan Garut Warjita, menurutnya Tidak sembarang orang bisa menggigit jubleg yang beratnya puluhan kilogram itu, apalagi yang bisa melakukannya sembari menari seperti apa yang para pemain Gegel Jubleg lakukan. Hanya orang-orang terlatih yang dapat melakukannya.

"Itu salah satu ciri khas Garut, salah satu kesenian tradisional yang ada di Garut. Memang dalam permainannya itu sangat ekstrem. Bisa menampilkan hal yang di luar nalar," ungkapnya.

Setiap kali akan beraksi, para sesepuh pegiat kesenian tersebut akan melakukan ritual untuk memberi kekuatan pada para pemain. Para pemain itu terdiri dari laki-laki dan perempuan dewasa yang sudah terlatih.

"Tidak lepas dari mistis. Tapi para pemain itu melakukan latihan-latihan," katanya.
Seni ini dipercaya sudah ada sejak zaman kolonial Belanda dahulu. Menurut cerita yang berkembang di masyarakat Garut, seni tersebut awalnya dimainkan untuk menakut-nakuti para penjajah yang masuk ke wilayah Cisewu.

Dengan memperlihatkan kekuatannya, para penduduk Cisewu kala itu berharap dapat membuat para penjajah ketakutan dan mengusirnya dari wilayah mereka.

"Jadi intinya itu memperlihatkan kekuatan dan kekebalan awalnya. Maka kesenian ini sering dicampur dengan seni ekstrem lainnya seperti gesrek (kesenain Garut), ucap Warjita.

Sumber: detik.com

Rekomendasi Untuk Anda × +
URL:
Cisewu.com adalah media kolaboratif warga cisewu yang menyajikan beragam informasi yang bersumber dari beragam sumber yang kami olah dengan terlebih dahulu. jika mau berkontribusi, silahkan hubungi kontak kami.

Artikel Terkait

Awal Mula Lahirnya Seni 'Gegel Jubleg' Cisewu
4/ 5
Oleh
Buka Komentar